Sinopsis Film Yesterday Once More Part 3

Sinopsis Film Yesterday Once More Part 3

Yesterday Once More Part 3



Tianjiao memperhatikan Tiantian yang menempelkan plester diluka Xiaoyang dan dia teringat Gao Xiang. “ayahnya yang melakukannya tak ada hubungan dengan dia” ucap Tiantian sambil memperhatikan Gao Xiang yang lewat.
“jika aku jadi dia, aku pasti sedih” sahut Xiaoyang.



Tianjiao diam dan mulai memikirkan sesuatu, akhirnya Tianjiao memutuskan untuk mengejar Gao Xiang. 



Gao Xiang menoleh kebelakang dan tersenyum melihat Tianjiao. 





Gao Xiang membawa Tianjiao ketempat yang dulu sering ia kunjungi. “pada awalnya aku membenci ayahku, ayahku ditangkap waktu umurku tujuh tahun, Saat itu teman-temanku selalu mengejek ku karena ayahku masuk penjara”.



“lalu bagaimana dengan ibumu” Tanya Tianjiao
“ibu ku meninggal saat aku bahkan belum  bisa jalan”
Mendengar hal itu, Tianjiao mencoba menghibur Gao Xiang.
“saat orang meninggal mereka akan kembali ke planetnya sendiri, lihat disana banyak rasi bintang, kamu bisa mencocokkan tanggal lahir ibumu dengan rasi bintang” ucap Tianjiao sambil menunjuk  ke arah langit.


Gao Xiang bingung melihat Tianjiao yang sepertinya sangat menyukai astronomi tapi kenapa dia malah memilih  untuk kuliah keuangan.

“ibuku bilang karir dibidang keuangan sangatlah bagus. Terkadang aku iri dengan mu, kamu ingin terbang dan berani melakukannya, sedangkan aku tak berani melakukan apa yang ku inginkan” ucap Tianjiao dengan murung.

Sekarang Gao Xiang yang mencoba untuk menghibur Tianjiao, Gao Xiang menyanyikan lagu The beatles (Hey jude). “jangan pikul dunia dipundakmu, lakukanlah apa yang kamu suka” ucap Gao Xiang sambil memandang Tianjiao dengan senyuman.



Tianjiao menempelkan pengumuman rangking di kelas. Ternyata Gao Xiang mendapat peringkat satu dikelas. Huang Tao yakin pasti itu karena Gao Xiang menyontek. Tianjiao tak suka ucapan Huang Tao, ia pun membela Gao Xiang.
“apa kau menyukainya?” Tanya Huang Tao
“itu bukan urusanmu” jawab Tianjiao dengan ketus
“ada”
“apa hubungannya ?” Tanya Tianjiao dengan bingung.
“aku yakin kau pasti tau jawabannya” sahut Huang Tao sambil menatap Tianjiao.
Tianjiao memilih diam tak merespon Huang Tao lagi.




Hujan turun, Tianjiao berteduh disebuah toko, tak lama kemudian Gao Xiang datang, ia membawakan Tianjiao dua buah tiket pameran astronomi. Tianjiao sangat senang melihatnya.


Akhirnya mereka berdua menikmati hujan yang turun.



Direktur Shen (mungkin yang punya sekolah, karena kurang dijelaskan di film) mendatangi kelas-kelas disekolah. Saat dikelas Tianjiao direktur shen ingin bertanya-tanya kepada para murid, “ apa kau merasa sering mendapatkan PR?” Tanya direktur Shen ke salah satu siswa. guru Hao menatap siswa tersebut dengan tajam. “tidak ..tidak” sahut siswa itu dengan gugup. Guru Hao tersenyum senang mendengarnya. 



Direktur Shen ingin bertanya lagi, kali ini dia memanggil Gao Xiang. Guru Hao langsung memotong dan berkata,”Gao Xiang hari ini tidak masuk”. Mendengar hal itu Gao Xiang langsung berdiri,”aku disini pak”.


“apakah kamu pernah mendapat kelas tambahan atau waktu belajarmu diperpanjang?” Tanya direktur. Guru Hao sambil geleng-geleng kepala menatap Gao Xiang. “iyaa” sahut Gao Xiang. “apa kau mengikuti kelas seni atau musik?” Tanya direktur lagi. Guru Hao sambil mengangguk menatap Gao Xiang lagi. “tidak, mereka menggantinya dengan kelas matematika dan sastra” sahut Gao Xiang. 

Direktur Shen bingung mendengarnya, guru Hao mencoba memberikan penjelasan kepada direktur Shen, “ dia hanya murid pindahan”. Melihat sikap aneh guru Hao, direktur berkata “tak usah gugup pak Hao”.



Akibat ucapannya tadi, Gao Xiang dimarahi oleh Guru Hao. “gara-gara kamu sekolah kita bisa mendapat masalah, aku sudah berusaha keras untuk kalian semua” ucap guru Hao dengan emosi.
“maukah kau minta maaf?” lanjutnya lagi.
Gao Xiang memilih diam, ia tak mau minta maaf karena ia tak merasa melakukan sebuah kesalahan.



Dibelakang sekolah Gao Xiang merapikan mainannya yang ada disana. Tianjiao datang, ia menceramahi Gao Xiang karena tidak mau minta maaf ke Guru Hao. Gao Xiang mengaku ia tak ingin meminta maaf karena ia memang tak merasa salah.
“apa kau tidak khawatir dengan masa depanmu?, apakah melakukan perlawanan itu penting?”
“iyaa, karena aku tak mau berbohong” sahut Gao Xiang.
“terkadang orang berkata jujur tanpa memperdulikan perasaan orang lain” ucap Tianjiao dengan berkaca-kaca
“terkadang orang berbohong hanya untuk mendapat pengakuan” timpali Gao Xiang.
“lalu kenapa kau menolongku menyontek? kenapa kau menyuruhku mengerjakan tugasmu?” sahut Tianjiao. Gao Xiang memilih diam, ia tak merespon Tianjiao lagi.


Tianjiao jalan sambil mematikan lampu sekolah dengan sedih, dibelakang ada Gao Xiang mengikutinya.
“Lin Tianjiao, Akhir pekan ini apa kita masih akan pergi ke pameran?” ucap Gao Xiang.



Di rumah, orang tua Tianjiao sudah menunggu kedatangannya. “Tianjiao, ada yang ingin kami katakana padamu” ucap ayah
“hari ini, aku melihat ibu mu menangis,  ayah mencoba bertanya kenapa ia menangis” lanjut ayah


Ibu langsung memotong ucapan ayah karena ia kesal terlalu bertele-tele. Ibu meminta Tianjiao jangan berteman dengan orang seperti Gao Xiang lagi. “mereka bukan temanmu, mereka adalah sainganmu” ucap ibu dengan emosi. Tianjiao hanya bisa menunduk sedih mendengarnya.





Tianjiao gelisah apakah ia tetap pergi atau tidak, awalnya ia memutuskan pergi tapi saat ibu masuk ia mengurungkan niatnya.



Gao Xiang menunggu kedatangan Tianjiao di depan pameran. Walau hujan Gao Xiang tetap menunggu.




Disekolah Tianjiao berusaha mencari Gao Xiang, tapi Gao Xiang tidak berada dimanapun. Tianjiao memutuskan untuk pergi kerumah Gao Xiang, disana hanya ada kakek. Kakek memberitahu dimana Gao Xiang berada.



Tianjiao datang ke sebuah bengkel motor, disana ada Gao Xiang dan teman-temannya.
“Gao Xiang” ucap Tianjiao nyaring. Gao xiang menghampiri Tianjiao, “ada apa?”
“aku minta maaf, kemarin tak bisa pergi ke pameran, ada masalah dirumah” sahut Tianjiao
“tak masalah, aku juga tidak pergi kesana ko” sahut Gao Xiang sambil tersenyum.
“kenapa kamu tak ikut ujian hari ini?”
“aku sudah berhenti sekolah”



Tianjiao kecewa dengan keputusan yang diambil Gao Xiang. “ku pikir kau punya impian” ucap Tianjiao dengan berkaca-kaca.
“lalu bagaimana dengan impianmu sendiri?” Tanya Gao Xiang
“impianku belajar dikeuangan”  Sahut Tianjiao dengan tegas lalu pergi dari sana.


Gao Xiang duduk melamun sendirian, temannya datang menghampiri dan memberikan nasehat kepada Gao Xiang.


Tianjiao melampiaskan rasa kesalnya dengan cara meraut pensil dengan pisau kecil, “apa kelebihan Ou Xiaoyang, yang tak ku miliki” oceh Ziao sambil makan snack
“dia jelek, kenapa Tiantian menyukainya” lanjut Ziao lagi.


Karena kurang berhati-hati jari Tianjiao terkena pisaunya.
“dimana perban” tanya Tianjiao
“aku tak tahu, sana cari dikamar ayah dan ibu” sahut Ziao


Tianjiao mencari perban dikamar ayah dan ibunya tanpa sengaja ia menemukan surat perceraian orangtuanya. Betapa terkejutnya Tianjiao karena menemukan kenyataan bahwa ayah dan ibunya sudah bercerai satu tahun yang lalu. 



Tiba-tiba terdengar suara ayah dan ibu yang akan masuk ke kamar, Tianjiao langsung bersembunyi didalam lemari. Tianjiao hanya bisa menangis mendengar pertengkaran ayah dan ibunya.



Malamnya, mereka merayakan ulang tahun Ziao, semuanya terlihat biasa saja seakan-akan tidak ada yang terjadi. Hanya Tianjiao yang terlihat menangis.



Huang Tao menemui Gao xiang untuk menyerahkan surat keterangan keluar sekolag.
“sejauh mana hubunganmu dengan dia, aku tak suka melihat orang sepertimu mendekati dia, karena hanya aku orang yang pantas disampingnya” ucap Huang Tao dengan ketus.
“Lin Tianjiao yang kau lihat adalah Tianjiao yang ia tunjukan pada dunia, apakah kau pernah bertanya apa dia bahagia?” sahut Gao Xiang, kemudian ia pergi dari sana.



Gao Xiang membersihkan kaki kakeknya, kakek menyuruh Gao Xiang melakukan apa yang ia inginkan, tanpa harus mengkhawatirkan hal yang lain.


Gao Xiang menulis sebuah surat untuk ayahnya karena ia sudah memilih untuk melakukan apa yang ia inginkan yaitu menjelajahi dunia.



Gao Xiang datang kepenjara ayahnya, dari luar ia mengucapkan salam perpisahan pada ayahnya,”Ayah aku akan mejadi orang lebih baik, aku berjanji”


Kepala sekolah mengucapkan selamat ke Tianjiao karena berhasil mendapatkan gelar 3-Terbaik propinsi. Tiba-tiba terdengar pengumuman jika Tiantian dan Xiaoyang akan dihukum karena melanggar aturan sekolah. Siswa  dilarang berkencan disekolah”.


Guru Hao memarahi Tiantian karena membuat malu kelasnya.



Tianjiao berusaha menenangkan Tiantian yang menangis, tanpa sengaja mereka melihat Xiaoyang yang dimarahi orangtuanya, Tiantian menjadi lebih sedih.



“kau ingat saat Guru Hao bertanya impian kita, kenapa saat itu aku tak menjawab karena aku tau kalian pasti akan tertawa mendengarnya”
“impianku tak sehebat milikmu, impianku hanya ingin menjadi seorang ibu rumah tangga dan hidup secara normal, kurasa menjadi ibu yang baik adalah hal yang sama pentingnya seperti ujian masuk perguruan tinggi” ucap Tiantian dengan sedih.



Tianjiao sedang belajar ibu masuk membawakan minuman, ibu menasehati Tianjiao agar tidak berteman lagi dengan Tiantian karena ia sudah mendengar masalah yang menimpa Tiantian. Tianjiao tidak terlalu mendengarkan ibunya. “apa ini?” ucap ibu saat melihat ada kaset dibawah bantal Tianjiao. 



Tianjiao memohon pada ibunya untuk mengembalikkan kaset itu. Ibu marah melihatnya ia memilih merusak kaset itu. “Tianjiao memenangkan 3-penghargaan terbaik bukan berarti kau bisa melakukan apapun semaumu, masuk universitas Tsinghua jurusan keuangan itu sangatlah sulit” ucap ibu dengan emosi.



“ibu aku tak ingin belajar keuangan” sahut Tianjiao dengan berkaca-kaca.
“apa yang kau bilang”
“aku ingin belajar astronomi, aku tak ingin menjalani hidup seperti ibu, hidup yang salah dan gagal dalam pernikahan”.
Plaakkk…. Ibu menapar Tianjiao.


Tianjiao menenangkan diri diluar rumah. Ziao datang menghiburnya, “Tianjiao, hari ini pertama kalinya kau membuatku terkesan dibandingkan dengan piagam-piagam bodohmu itu”. Tianjiao bertanya pada adiknya bagaimana jika orangtua mereka berpisah. Ziao akhirnya mengakui ia sudah tau sejak lama bahwa orang tua mereka telah berpisah, ia memilih diam karena tau itu akan membuat kakaknya sedih.



mereka pulang kerumah dan mendengar ayah dan ibu bertengkar lagi. Saat mereka masuk suasana rumah menjadi hening, Ziao berusaha mencairkan suasana, “wah, ada ikan kesukaanku. Ayo, Tianjiao kita makan aku sudah lapar” ucap Ziao dengan ceria.


Tianjiao dan Ziao berdiskusi mengenai ayahnya yang akan pindah. 




Tiba-tiba siswa-siswi jadi heboh melihat Xiaoyang botak dan Tiantian juga mengikutinya. Xiaoyang tersenyum melihat apa yang sudah dilakuan Tiantian demi dirinya. 



Guru Hao datang dan menyuruh siswa bubar dari sana, guru Hao tentu sangat kesal melihat kelakuan Tiantian.



Ayah dan Tianjiao bertemu, ayah bercerita dulu dia ingin makan ditempat seperti ini tapi dilarang oleh ibu karena ibu menganggap tempat ini kotor. Ayah merasa mungkin dia dan ibu memang tak cocok jika bersama. “ayah minta maaf telah merahasiakannya darimu” ucap ayah.
“ini semua salah ku, ayah melakukan ini untukku” sahut Tianjiao sambil menangis.
“bersikaplah baik pada ibumu mulai sekarang” minta ayah.



Tianjiao pulang kerumah, ia melihat ibunya sedang menyetrika baju, “untuk perayaan upacara besok, pakailah ini” ucap ibu dengan lembut.


Tianjiao menangis lalu memeluk ibunya.





Disekolah, mendadak siswa menjadi heboh karena kelas mereka menjadi sangat bagus, banyak gambar benda-benda langit yang membuat mereka terpana. 


Tianjiao dengan mata berkaca-kaca tersenyum senang melihatnya.


Part 4 end ( Continue) ^ - ^